Bapak Fadhilin atau biasa saya menyapanya dengan panggilan Lek Lin. Beliau bukanlah seorang ustadz ataupun kiai, bukan pula orang ternama yang dikenal dimana-mana. Beliau hanyalah orang biasa yang hidupnya sangat sederhana. Beliau juga hidup apa adanya dan sangat ikhlas menerima keadaan nasibnya. Akan tetapi, Allah Azza wa Jalla memanggilnya dengan begitu mulia.
Kisahnya, seperti biasa pada malam hari raya Idul Adha diadakanlah gema takbir di dalam Masjid Besar Al-Muttaqin Kaliwungu yang dikumandangkan oleh beberapa pengurus masjid dan warga sekitar. Saat itu beliau hadir dalam gema takbir tersebut, setelah beliau mendapat giliran memegang mic lalu mengumandangkan takbiran dan shalawatan dengan penuh semangat, beliau pun meletakkan kembali mic yang baru saja dipegangnya itu, beberapa saat kemudian kepala beliau menunduk lama dengan posisi duduk layaknya duduk tahyat dan kedua tangan beliau bersedekap.
Sebenarnya beberapa orang yang berada di sekitarnya merasa curiga, tetapi tidak berani untuk membangunkannya. Akhirnya, salah satu kerabat beliau yang kebetulan berada di masjid tersebut mencoba menyentuhnya, ternyata beliau sudah dipanggil oleh Allah Azza wa Jalla.
Begitu mulia beliau dipanggil oleh Allah Azza wa Jalla. Beliau wafat pada malam yang mulia (malam Idul Adha 1442 H.), di tempat yang mulia (di dalam Masjid Besar Al-Muttaqin), dan diiringi dengan kumandang kalimat-kalimat mulia (takbir, tahlil, tahmid, dan shalawat) yang terucap dari mulutnya dan beberapa orang di sekitarnya. Subhanallah…
Beliau dikenal sosok yang ramah, sederhana, ikhlas, dan sabar menerima keadaan nasibnya. Terkadang ada orang yang membully akan nasib dirinya, namun beliau hanya membalasnya dengan senyuman saja. Di samping itu, beliau juga sosok yang suka bermasyarakat dan terbiasa shalat berjamaah di masjid. Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya, menerima amal ibadahnya, dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya. Lahu al-Fatihah…
Baca: Kisah Orang Miskin Yang Dijamin Masuk Surga Oleh Nabi
Dari kisah beliau diatas, saya teringat kisah orang biasa dan sangat miskin tetapi dijamin surga oleh Nabi. Kisah tersebut terdapat dalam hadits riwayat Imam Ahmad. Orang tersebut dijamin masuk surga oleh Nabi bukan karena ibadahnya ataupun amalnya, bukan pula karena dia seorang ulama ataupun ternama dan kaya raya. Akan tetapi, orang tersebut dijamin masuk surga oleh Nabi karena keikhlasan dan kesabarannya dalam menjalani nasib yang sudah ditakdirkan Allah untuknya.
Semoga kisah diatas menjadi teladan dan motivasi bagi kita untuk senantiasa ikhlas dan sabar dalam menjalani kehidupan, yang tentunya sudah ditakdirkan oleh Pemilik Kehidupan, yaitu Allah Azza wa Jalla. Amin Ya Rabbal Alamin…
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi
Kaliwungu Kota Santri