Islam
Nusantara bukanlah agama atau mazhab baru dalam Islam. Akan tetapi, Islam
Nusantara adalah dua kata yang berbeda arti namun sangat erat kaitannya dengan
permulaan masuknya Islam di bumi Indonesia dan sekitarnya. Islam adalah sebuah
agama, sedangkan Nusantara adalah kawasan atau wilayah yang mencakup seluruh
pulau atau daerah yang ada di Indonesia. Bahkan, pada awal masuknya Islam ke
Indonesia, istilah Nusantara mencakup wilayah-wilayah yang ada di kawasan Asia
Tenggara. Kita tengok sejenak sejarah datangnya Sunan Ampel ke Indonesia. Sunan
Ampel adalah salah satu anggota Walisongo yang berasal dari negeri Champa
(Kamboja), maka wajarlah jika pada zaman itu umat Islam di kawasan Asia
Tenggara punya keterkaitan erat antara satu kerajaan/negeri dengan kerajaan/negeri
yang lain. Karena, pada akhirnya Sunan Ampel yang berasal dari kerajaan Champa
(Kamboja) menikahi salah satu putri dari kerajaan Majapahit (Indonesia) dan
melahirkan putra-putri yang meneruskan dakwahnya. Di antara putra-putrinya yang
meneruskan dakwah Sunan Ampel yaitu; Sunan Bonang, Sunan Drajat, Dewi
Murtasiyah (Istri Sunan Giri), Syarifah (Istri Sunan Kudus), Dewi Murtasimah
(Istri Raden Fatah), Sunan Lamongan dan lain-lain.
Saat agama
Islam dibawa oleh Walisongo, pendahulu dan kerabat-kerabatnya, mereka tidak
serta-merta menghapus atau memvonis syirik kepada tradisi atau kebiasaan
masyarakat. Akan tetapi, dakwah Walisongo disebarkan dengan cara yang ramah dan
santun. Ada yang menyelipkan bacaan Al-Qur’an, Shalawat dan Kalimah
Thayyibah ke dalam tradisi dan permainan masyarakat. Sehingga mereka merasa
dihargai dan dihormati oleh Walisongo. Sebab itulah, Islam masuk ke Indonesia
tanpa adanya peperangan ataupun kekerasan yang mengorbankan penduduk pribumi
itu sendiri.
Walisongo
telah berhasil mengajarkan kepada bangsa Indonesia, bahwa kesuksesan suatu
dakwah tidak harus menggunakan kekerasan atau jihad perang. Akan tetapi,
kesuksesan dakwah juga bisa dilakukan dengan pendekatan budaya atau pendekatan
sosial kemasyarakatan. Walisongo telah berhasil meng-Islam-kan masyarakat di
kawasan Asia Tenggara terutama Indonesia. Walisongo telah memberi banyak jasa
dan peninggalan penting berupa pesan-pesan moral kepada masyarakat Nusantara
tentang pentingnya ramah dan santun dalam beragama.
Maka, sudah
seharusnya organisasi NU menjadi benteng utama di Indonesia dalam mengamalkan
dan melestarikan dakwah Ahlussunnah wal Jama’ah yang diterapkan oleh
Walisongo. Dakwah Islam yang disebarkan oleh Walisongo bersifat ramah dan
santun serta membudaya. Jadi, tidaklah mengherankan kalau dakwah Walisongo bisa
diterima dengan baik oleh masyarakat pada waktu itu yang masih memeluk agama
Hindu, Budha dan Animisme (aliran kepercayaan). Sehingga kesuksesan dakwah
Walisongo harus dilanjutkan kembali oleh umat Islam di Indonesia terutama
kader-kader NU.
“ Meneguhkan
Islam Nusantara Untuk Indonesia Raya ”
Wallahu
A’lam
al-Faqier
Ila Rahmati Rabbih
Saifurroyya
05-08-15,
Kaliwungu Kota Santri
ADS HERE !!!