Cinta, dalam kosakata bahasa Arab biasa disebut dengan “al-hubb”. Makna “cinta” lebih dalam daripada makna “suka”. Sebab, cinta membutuhkan perjuangan dan pengorbanan untuk meraihnya. Misalkan, kita mencintai seseorang atau sesuatu, maka kita akan berusaha untuk mendapatkan atau memilikinya dengan ikhtiar yang maksimal.
Akan tetapi, jika kita tidak bisa mengelola cinta yang tumbuh dalam diri kita, maka kita akan sengsara. Kecintaan kita pada sesuatu akan menyebabkan kebutaan atau penghambaan kita pada apa yang kita cintai. Jika kita mencintai sesuatu yang berhubungan dengan urusan duniawi, misalnya wanita atau harta, maka kita akan menjadi budaknya. Sebagaimana sebuah hadits berbunyi:
مَنْ أَحَبَّ شَيْئًا فَهُوَ عَبْدُهُ
“Barangsiapa mencintai sesuatu, maka dia akan menjadi budaknya”
Misal, kita mencintai orang kaya karena hartanya, maka apapun yang dikatakan si orang kaya biasanya akan kita ikuti biarpun yang dikatakannya itu salah. Contoh lain, jika kita cinta pejabat karena jabatannya, maka apapun kebijakan pejabat tersebut akan kita patuhi walaupun kebijakannya bertentangan dengan undang-undang. Dan masih banyak lagi contoh lainnya. Alhasil, jika kita cinta dunia, maka kita akan menjadi budaknya dunia.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”. (QS. Ali Imran: 14)
Rasulullah mengingatkan tentang bahayanya cinta dunia. Cinta dunia bisa membutakan akal sehat dan bisa menggelapkan hati. Terkadang, akibat dari cinta dunia, orang akan saling bunuh atau saling bertikai hanya karena urusan duniawi. Sebab, cinta dunia adalah pokok dari segala keburukan. Sebagaimana bunyi hadits:
حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيْئَةٍ
“Cinta dunia adalah pokok segala keburukan”.
Maka dari itu, agama menganjurkan agar kita jangan cinta dunia melebihi cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Apapun yang ada di dunia akan mati, hilang, atau musnah. Sedangkan Allah akan tetap kekal dan abadi. Jadi, cinta kita pada dunia akan sia-sia. Sedangkan cinta kita pada Allah pasti akan menuai hasilnya. Allah berfirman dalam Surah An-Nahl ayat 91:
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.
Saat kita cinta pada Allah dan Rasul-Nya, maka kita harus berusaha maksimal untuk taat dan patuh dengan cara melakukan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Sebab, hakikatnya yang wajib kita cintai adalah Allah dan Rasul-Nya. Apapun perintah dan anjuran Allah dan Rasul-Nya harus kita kerjakan. Dan apapun larangan dan peringatan Allah dan Rasul-Nya harus kita jauhi. Allah berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 31-32:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ . قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".
Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk cinta orangtua, guru, keluarga, kerabat ataupun sesama. Maka, kita pun harus memerhatikan perintah Allah dan Rasul-Nya tersebut. Dan agama memberi aturan, bahwa kecintaan kita kepada seseorang atau sesuatu tersebut tidak boleh melebihi kecintaan kita pada Allah dan Rasul-Nya.
Yang pasti, perintah dan anjuran Allah dan Rasul-Nya tidak akan pernah merugikan kita selagi sesuai dengan koridor agama. Dan kecintaan kita pada Allah dan Rasul-Nya akan menjadikan kita bahagia di dunia dan akhirat. Kecintaan kita pada seseorang atau sesuatu akan sirna saat salah satunya mati atau hilang. Sedangkan kecintaan kita pada Allah akan menuai hasilnya, sebab Allah tidak akan pernah musnah atau mati. Allah akan membalas kecintaan hamba-Nya dengan memberikan rahmat dan ampunan. Adapun Rasul-Nya akan terus mendoakan umatnya selagi umatnya mau taat pada sunnahnya atau mau bershalawat kepadanya.
Semoga kita bisa mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan sebenar-benarnya cinta. Kita taat dan patuh pada Allah dan Rasul-Nya adalah wujud cinta yang sesungguhnya. Allah dan Rasul-Nya menjanjikan balasan bagi orang yang mau taat dan patuh. Balasannya berupa rahmat (kasih sayang), ampunan, dan surga.
Wallahu A’lam
Al-Faqier ila Rahmati Rabbih
Saifur Ashaqi
Kaliwungu Kota Santri