Firman Allah
“Hendaknya orang yang mempunyai keluasan (rezeki) memberi nafkah sesuai kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan. (QS. At-Thalaq: 7)
Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. (QS. Saba’: 39)
“Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut.” (QS. Al-Baqarah: 233)
“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai.” (QS. Ali Imran: 92)
Sabda Rasulullah
Sesungguhnya harta itu hijau lagi manis. Barangsiapa yang mencari harta untuk kedermawanan dirinya, maka harta itu akan memberkahinya. Barangsiapa yang mencari harta untuk keserakahan dirinya, maka harta itu tidak akan memberkahinya, seperti orang makan yang tidak merasa kenyang. (HR. Bukhari)
Anas ra. berkata: Nabi saw. adalah orang yang paling baik, paling berani, dan paling dermawan. (HR. Bukhari)
Tidak pernah aku melihat seorangpun setelah Rasulullah saw. yang lebih bersungguh-sungguh dan lebih dermawan (dalam harta) hingga meninggal dunia daripada Umar bin Khattab. (HR. Bukhari)
Tidaklah seorang hamba memasuki waktu pagi pada setiap harinya, kecuali ada dua malaikat yang turun. Salah satunya memohon: “Ya Allah, berikanlah ganti bagi dermawan yang menyedekahkan hartanya.” Dan satu lagi memohon: “Ya Allah, musnahkanlah harta si kikir.” (HR. Muslim)
Orang mukmin adalah orang yang baik dan dermawan, sedangkan orang fajir adalah orang yang jahat dan kikir. (HR. Abu Dawud)
Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka. Orang yang kikir itu jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia, dan dekat dengan neraka. Sesungguhnya orang awam (bodoh) yang dermawan itu lebih dicintai Allah daripada orang alim (berilmu) yang kikir. (HR. Tirmidzi)
Jika pemimpin kalian adalah orang-orang yang terbaik di antara kalian, orang-orang kaya kalian adalah orang yang paling dermawan di antara kalian dan urusan kalian dimusyawarahkan di antara kalian, maka bumi bagian luar lebih baik bagi kalian daripada perut bumi. (HR. Tirmidzi)
Sesungguhnya Allah Ta‘ala memurnikan agama-Nya karena Zat-Nya, hanya sifat dermawan dan akhlak baik yang layak untuk agama kalian, maka ingat, hiasilah agama kalian dengan keduanya. (HR. Thabrani)
Orang mukmin itu senantiasa berlapang dada dan dermawan, sedangkan orang fajir itu kikir dan berakhlak buruk. (HR. Tirmidzi)
Orang bodoh yang dermawan lebih disukai Allah dibanding ahli ibadah yang kikir. (HR. Tirmidzi)
Wahai Abu Bakar, ada tiga hal yang menjadi hak seorang hamba; Tidaklah seorang hamba terzalimi dengan suatu kezaliman lalu ia serahkan semuanya kepada Allah, kecuali Allah akan memberikan kemenangan. Tidaklah seseorang yang membuka pintu kedermawanannya, yang dengannya ia dapat menyambung hubungan silaturahim, kecuali Allah akan melimpahkan harta untuknya. Dan tidaklah seseorang membuka pintu meminta-minta, yang dengannya ia berharap untuk mendapatkan limpahan harta, kecuali Allah Azza wa Jalla akan jadikan ia kekurangan (merasa kurang terus). (HR. Ahmad)
Sesungguhnya Allah Ta‘ala Maha Dermawan, mencintai sifat dermawan, mencintai budi pekerti yang luhur, dan membenci perilaku yang hina. (HR. Abu Nu’aim)
Dua sifat dicintai oleh Allah, dan dua sifat dibenci oleh Allah. Adapun dua sifat yang dicintai oleh Allah adalah dermawan dan pemberani, sedangkan yang dibenci oleh Allah adalah budi pekerti yang buruk dan kikir. Jika Allah berkeinginan baik atas seorang hamba, maka Allah akan menjadikannya membantu kebutuhan orang-orang. (HR. Baihaqi)
Kedermawanan adalah salah satu pohon di surga, cabang-cabangnya menjuntai ke dunia, maka barang siapa memegang satu cabang darinya, cabang itu akan membimbingnya ke surga. Kekikiran adalah salah satu pohon di neraka, cabang-cabangnya menjuntai ke dunia, maka barang siapa memegang salah satu cabang darinya, cabang itu akan menuntunnya ke neraka. (HR. Baihaqi)
Pemuda dermawan dan baik akhlaknya lebih disukai Allah dibandingkan orang tua kikir, ahli ibadah, dan buruk akhlak. (HR. Dailami)
Sifat adil itu baik, namun bagi para pemimpin lebih baik, dermawan itu baik, namun bagi orang kaya lebih baik, wira‘i itu baik, namun bagi para ulama itu lebih baik, sabar itu baik, namun bagi orang fakir lebih baik, tobat itu baik, namun bagi pemuda lebih baik, malu itu baik, namun bagi wanita lebih baik. (HR. Dailami)
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi
Sumber: Kitab Mukhtarul Ahadits dan Lidwa Pustaka