Dari ‘Aisyah
rah., dia berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda : “Orang yang dermawan
dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga dan jauh dari
neraka. Sedangkan orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari makhluk, jauh
dari surga dan dekat dengan neraka. Dan orang bodoh yang dermawan lebih
dicintai oleh Allah daripada orang ‘alim (berilmu) yang kikir.”
Nabi saw.
bersabda : “as-Sakha’u (dermawan) adalah nama pohon di dalam surga yang
batang-batangnya menjulur hingga sampai di dunia dan barangsiapa yang mengambil
batang darinya, maka ia akan dituntun menuju surga. Sedangkan al-Bukhlu (kikir)
adalah nama pohon di dalam neraka yang batang-batangnya menjulur hingga sampai
di dunia dan barangsiapa yang mengambil batang darinya, maka ia akan dituntun
menuju neraka.”
Berkenaan dengan
penjelasan dua hadits di atas, ada sebuah kisah tentang penyembah api yang
bernama Bahram al-Majusi yang mendapatkan salam dari Nabi saw. dan mendapat
ridha dari Allah swt. Bahram al-Majusi sendiri tinggal di kota Baghdad, Irak. Berikut ini adalah kisah Bahram al-Majusi (penyembah api) yang dijamin masuk surga oleh Nabi saw. :
Syech
Abdullah bin Mubarak berkata : Pada suatu waktu, aku sedang melaksanakan ibadah
haji di kota suci Mekkah. Karena kelelahan menjalankan ibadah di Masjidil Haram,
lalu aku pun tertidur di Hijir Ismail. Tak disangka, aku bermimpi melihat Nabi
saw. seraya memerintahkan kepadaku ‘Pulanglah ke Baghdad dan masuklah di
kota ini dan carilah Bahram al-Majusi. Sampaikan salamku kepadanya dan
katakanlah kepadanya, ‘Sesungguhnya Allah swt. ridha kepadamu’.
Kemudian, aku
terbangun seraya mengucap, ‘La haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil
‘adhim, ini mimpi dari setan’, gumamku dalam hati. Lalu aku
berwudhu, shalat dan thawaf di Ka’bah. Dengan kehendak Allah, aku tertidur
kembali karena kelelahan dan bermimpi seperti mimpi yang pertama tadi sampai
tiga kali.
Setelah aku
menyempurnakan ibadah haji, aku pun pulang ke Baghdad dan mencari tempat dan
kota yang ditunjukkan Nabi saw. dalam mimpiku itu. Kemudian, aku menemukan
sosok pria tua. Aku pun bertanya :
‘Apakah
engkau yang bernama Bahram al-Majusi?’ tanyaku
‘Ya, aku
Bahram.’ jawab pria tua itu
‘Apakah
engkau memiliki kebaikan di sisi Allah?’ tanyaku lagi
‘Aku
meminjami hutang kepada orang-orang, lalu orang-orang harus melebihi
pengembaliannya kepadaku, ini kebaikanku.’ jelas Bahram
‘Itu
diharamkan.’ sahutku
‘Apakah
ada kebaikan lagi selain yang tadi?’ tanyaku
‘Aku
mempunyai 4 putra dan 4 putri, lalu aku nikahkan 4 putraku dengan 4 putriku
sendiri.’ jawab Bahram
‘Itu
diharamkan juga.’ sanggahku
‘Apakah
ada kebaikan yang lain?’ tanyaku lagi
‘Ada, aku
mengadakan pesta dengan tradisi Majusi pada setiap pernikahan anak-anakku.’
jelas Bahram
‘Itu juga
diharamkan.’ sahutku lagi
‘Apakah
ada lagi kebaikan selain tadi?’ tanyaku
‘Ada, aku
mempunyai seorang putri yang sangat cantik, namun tidak ada pria yang cocok
dengannya, lalu aku sendiri yang memperistri dan malam harinya aku mengadakan
pesta besar-besaran yang dihadiri oleh lebih dari 1000 orang Majusi.’ jawab
Bahram
‘Itu
diharamkan.’ sahutku
‘Apakah
ada lagi kebaikan yang lain?’ tanyaku lagi
‘Ada, pada
suatu malam saat aku akan berhubungan badan dengan putriku (yang
baru saja aku nikahi), datanglah seorang perempuan muslimah (ke rumahku), ia
merupakan penganut agamamu, ia juga membawa sebuah penerang (obor). Pada saat
aku keluar rumah (untuk melihatnya), ia langsung memadamkan obornya. Setelah
aku masuk rumah, tak berapa lama kemudian, ia menyalakan kembali obornya, hal ini berlangsung sampai tiga kali. Lalu aku pun
curiga, jangan-jangan perempuan ini seorang mata-mata, kemudian aku mengikuti
perempuan itu sampai tiba di rumahnya. Tak disangka, aku melihat anak-anak
perempuan itu menangis karena kelaparan dan aku pun bertanya, ‘Wahai perempuan,
apakah engkau tidak mempunyai sesuatu (yang dapat dimakan), sungguh, aku tidak
akan kuat dan sabar menahan rasa lapar seperti ini?’ Perempuan tadi pun
meneteskan air mata seraya menjawab, ‘Aku malu kepada Tuhanku untuk meminta
sesuatu kepada selain penganut agama-Nya, lebih-lebih musuh Allah yang
menyembah api (Majusi)’. Setelah mendengar jawaban itu, aku pun langsung
pulang ke rumah dan mengambil berbagai macam makanan dalam satu nampan penuh,
kemudian aku sendiri yang membawa makanan itu dan kembali ke rumah perempuan
tadi serta memberikan makanan itu untuk keluarga perempuan muslimah yang sedang
kelaparan.’ jelas Bahram
Syech
Abdullah bin Mubarak pun berkata, ‘Ini dia kebaikan (yang sebenarnya) dan
engkau berhak mendapatkan kabar gembira. Dan aku mendapat kabar gembira itu
dari mimpiku bertemu Rasulullah saw. Aku pun menceritakan mimpiku tersebut kepada
Bahram. Maka, Bahram pun langsung mengucapkan dua kalimah syahadat, ‘Asyhadu an
laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh’. Kemudian
Bahram terjungkal seketika dan meninggal dunia. Maka, aku pun tidak menunggu
lama untuk memandikan, mengkafani dan menshalatkan jenazahnya sampai aku
menguburkannya’.
Syech Abdullah
bin Mubarak berkata : “Wahai hamba-hamba Allah, berlakulah dermawan kepada
makhluk-makhluk Allah dengan sebaik-baiknya. Karena, hal itu akan mengubah keadaan dari musuh (Allah) menjadi kekasih (Allah).”
Hadits dan
kisah di atas dinukil dari Kitab al-Mawa’idh al-‘Usfuriyyah karya Syech Muhammad bin Abu Bakar al-‘Usfuri
Wallahu A’lam
al-Faqier
Ila Rahmati Rabbih
Saifurroyya
Kaliwungu Kota
Santri