Sayyidina Ali bin Abu Thalib menuturkan bahwa dirinya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Ketika penghuni surga menempati surga, seorang malaikat datang menemui mereka dan berkata, ‘Allah memerintahkan kalian untuk berkunjung kepada-Nya’. Mereka pun berkumpul. Kemudian Allah swt. memerintahkan Nabdi Dawud as. mengeraskan suara dengan membaca tasbih dan tahlil. Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah, dan tidak ada daya dan upaya kecuali dengan seizin Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung. Kemudian mereka disuguhi jamuan keabadian.”
Sayyidina Ali melanjutkan bahwa orang-orang yang mendengarkan hadits ini bertanya kepada Rasulullah saw, “Apakah hidangan keabadian itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Salah satu ujung hidangan itu lebih luas dibandingkan panjang antara Timur dan Barat, lalu mereka makan, minum dan berpakaian. Kemudian mereka berkata, “Semuanya kami nikmati, kecuali melihat Tuhan”. Maka Allah swt. menempakkan diri-Nya sehingga mereka bersungkur sujud di hadapan-Nya. Allah swt. berfirman, “Kalian (sekarang) bukan di negeri tempat beramal, melainkan di tempat menuai balasan.”
Syaikh Muhammad bin Ali bin Husain (cicit Sayyidina Ali) berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pohon. Penunggang kuda yang paling cepat sekalipun membutuhkan waktu seratus tahun untuk melintas di bawah naungannya. Dedaunannya laksana sutra hijau, bunganya laksana sutra kuning, rantingnya laksana serat sutra, buahnya laksana burdah Yaman, getahnya laksana jahe dan madu, sungainya berisikan permata merah dan zamrud hijau, tanahnya berupa kesturi dan ‘anbar (sejenis wewangian) serta kapur kuning, rerumputannya laksana zakfaran yang sudah matang, dan dari akarnya memancar tiga mata air; salsabil, ma’in dan rahiq. Akar pohon tersebut menjadi salah satu tempat berkumpulnya penghuni surga. Di sana, mereka saling berkasih sayang dan bercengkerama.” (maksudnya, karena sangat besar dan luasnya akar pohon itu, sehingga seluruh penghuni surga leluasa berkumpul di pohon itu. Mereka menjadikan akar pohon itu sebagai tempat berkumpul atau bertemu serta saling bertemu serta saling berbincang-bincang dan bersenda gurau)
Wallahu A’lam
Sumber : Ensikopedia Al-Qur’an
ADS HERE !!!