“Jadilah
engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah
dari orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf : 199)
Salah satu
ciri akhlak yang direkomendasikan dalam Al-Qur’an adalah memberi maaf. Sebab
memberi maaf merupakan akhlak yang sangat terpuji dan dianjurkan oleh Allah dan
Rasul-Nya. Di balik anjuran dan perintah tersebut terdapat hikmah-hikmah yang
terkandung di dalamnya. Dan hal itu sudah dibuktikan beberapa Ahli kesehatan
dan Ilmuwan Amerika Serikat.
Dalam
bukunya, Forgive for Good, Dr. Frederic Luskin menggambarkan bahwa
memberi maaf adalah resep yang terbukti ampuh untuk mencapai kesehatan dan
kebahagiaan. Buku itu menjabarkan cara memberi maaf menumbuhkan keadaan positif
pada pikiran, seperti harapan, kesabaran dan kepercayaan diri dengan mengurangi
kemarahan, penderitaan, depresi dan stress. Menurut Dr. Luskin, kemarahan
terpendam menimbulkan dampak fisik yang bisa diamati dalam diri seseorang. Dia
menyatakan bahwa: “Satu hal yang jelas tentang kemarahan jangka panjang dan
terpendam adalah bahwa kami melihatnya mengubah setelan termostat internal.
Jika Anda terbiasa dengan kemarahan bawah sadar sepanjang waktu, Anda tidak
akan menyadari apa yang normal. Adrenalin selalu mengalir deras dan membuat
orang terbiasa dengannya. Akibatnya, tubuh terbakar dan sulit berpikir jernih.
Hal itu membuat situasi semakin buruk.” Selain itu, tambah Dr. Luskin,
ketika tubuh melepaskan enzim-enzim tertentu sebagai reaksi terhadap kemarahan
dan stress, kadar kolesterol dan tekanan darah meningkat. Keadaan seperti itu
dalam jangka panjang sama sekali tidak menguntungkan bagi tubuh.
Dalam
penelitian lain yang melibatkan 1.500 orang, depresi, stress dan gangguan
mental diamati jarang terjadi pada orang-orang beriman (beragama). Dr. Herbert
Benson, yang melakukan riset itu, mengaitkan hal ini dengan dorongan agama
untuk memaafkan, dan lebih lanjut dia menyatakan: “Ada fungsi tubuh dalam
memberi maaf…..Ketika Anda tidak memaafkan, Anda akan termakan sendiri.”
Wallahu
A’lam
ADS HERE !!!