“Dan
tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti
kamu.” (QS. Al-An’am : 38)
Keterangan
ayat diatas merupakan informasi Al-Qur’an terhadap adanya ekologi
binatang-binatang dan burung-burung dengan kalimat “Dan tidak ada seekor
binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua
sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu.” Pada
penggalan ayat “melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu.”
tafsir Al-Misbah menyebutkan bahwa hal ini bermakna persamaan manusia dengan
binatang laut, darat, dan udara dalam berbagai bidang, sekalipun tidak
menyeluruh dan setingkat. Misalnya, mereka hidup, tumbuh, merasa, memiliki
masyarakat dan bahasa, serta naluri seksual. Selain itu, persamaan tersebut
juga mengandung arti bahwa binatang juga menuntut perlakuan wajar seperti
manusia. Misalnya, disembelih sebaiknya dengan pisau tajam atau ketika
dijadikan alat pengangkut tidak melapaui batas kemampuannya.
Lain halnya
dengan Harun Yahya, beliau menilai dari sisi pengetahuan ekologinya (ilmu
hubungan organisme dengan lingkungannya). Makna penggalan ayat “melainkan
semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu.” bahwa binatang juga
memiliki kehidupan sosial seperti manusia dengan mejelaskannya dengan berbagai
contoh koloni binatang, misalnya lebah yang memiliki kehidupan sosial yang
terdiri dari seekor ratu, beberapa ratus pejantan dan 10.000 - 80.000 lebah pekerja,
semut yang hidup bergotong-royong, kawanan burung jalak yang terbang bersama
menghindari pemangsa, lumba-lumba yang berenang dalam kawanan menghadapi pemangsanya
dan lain sebagainya.
Semua fakta
tersebut baru ditemukan dengan serentetan penilitian panjang, akan tetapi
Al-Qur’an telah mengisyaratkannya belasan abad yang lalu.
Wallahu
A’lam
ADS HERE !!!