Beliau adalah Imam Sulaiman bin Asy‘asy bin Ishaq Al-Asadi As-Sijistani. Beliau berkelana untuk menuntut ilmu, mengarang kitab-kitab yang banyak jumlahnya, mengajar penduduk Irak, Syam, Mesir dan Khurasan. Beliau dilahirkan pada tahun 202 H, dan meninggal di Basrah pada tanggal 14 Syawal 275 H.
Beliau belajar hadis dari guru-guru Imam Bukhari dan Imam Muslim, seperti Imam Ahmad bin Hanbal, Utsman bin Abi Syabtah, Qutaibah bin Sa‘id dan dari imam hadis yang lain. Orang-orang yang belajar hadis dari beliau antara lain; putranya sendiri Abdullah, Abu Abdir Rahman, An-Nasa'i, Abu Ali Al-Lu'lui dan lain-lain.
Beliau menunjukkan kitab yang berhasil beliau susun kepada Imam Ahmad bin Hanbal, dan beliau memandangnya sebagai kitab yang baik dan bermutu. Abu Dawud ra. berkata, “Saya mencatat 500.000 buah hadis Rasulullah, lalu saya pilih 4.800 buah hadis yang saya kumpulkan di dalam kitab ini. Saya cantumkan hadis yang shahih, yang menyerupai dan mendekatinya. Dari hadis-hadis tersebut, cukuplah bagi seseorang untuk menjaga agamanya, dengan empat buah hadis yaitu:
a. Sabda Nabi saw.: “Amal-amal itu menurut niatnya.”
b. Sabda Nabi saw.: “Sebagian dari baiknya Islam seseorang adalah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.”
c. Sabda Nabi saw.: “Seorang mukmin itu tidaklah benar-benar mukmin, sehingga ia ridha bagi saudaranya akan apa yang ia ridha bagi dirinya.”
d. Sabda Nabi saw.: “Halal itu jelas dan haram itu jelas.”
Imam Abu Dawud ra. merupakan orang yang sangat pandai, rajin beribadah dan wara‘ (menghindarkan diri dari gemerlapnya dunia). Dalam suatu riwayat disebutkan, bahwa beliau mempunyai lengan baju yang luas dan lengan baju yang sempit. Ketika ditanyakan kepada beliau, “Untuk apa ini?” Beliau menjawab, “Yang luas untuk kitab-kitab dan yang lain tidak diperlukan.”
Menurut Al-Khaththabi, tidak ada kitab tentang ilmu agama yang menyamai Sunan Abu Dawud, karena kitab tersebut dapat diterima oleh seluruh manusia yang berbeda-beda madzhabnya. Imam Abu Dawud berkata, “Saya tidak mencantumkan satu hadis pun dalam kitabku, yang orang-orang sepakat menolaknya.”
Ibnu ‘Arabi berkata, “Seandainya seseorang hanya memiliki ilmu Al-Qur'an dan kitab ini (Sunan Abu Dawud), niscaya ia tidak membutuhkan ilmu yang lain.” Ulama-ulama sebelum Abu Dawud menyusun kitab-kitab Jami‘, musnad-musnad dan lain-lain, yang mana kitab-kitab itu berisikan sunah-sunah, hukum-hukum, kisah-kisah, nasihat-nasihat dan kesusasteraan.
Adapun sunah semata-mata belum ada salah seorang dari mereka yang bermaksud menyendirikan dan menyimpulkannya, dan kitab ini tidak disepakati seperti disepakatinya Sunan Abu Dawud. Ibrahim Al-Harbi berkata, ketika Abu Dawud mengarang kitab ini, hadis dilunakkan baginya sebagaimana besi dilunakkan kepada Dawud as.
Wallahu A’lam
Sumber : Kitab Bidayah wa Nihayah
ADS HERE !!!